Jika saya menjadi menteri koperasi
Kita ketahui
bahwa banyak factor yang menyebabkan koperasi diindonesia sulit berkembang. Jika
saya menjadi menteri koperasi saya akan berupaya membuat koperasi diindonesia
menjadi lebih baik lagi dan koperasi-koperasi diindonesia masuk dalam 300 The
Global Cooperatives versi ICA (International Cooperative Alliance) dengan cara
memperbaiki Administrasi koperasi yang belum tertata dengan baik,dan menurut
saya factor yang lebih penting adalah factor sumber daya pengelola koperasi
sudah saatnya diakhiri melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola
koperasi. Jika administrasi koperasi dilakukan secara profesional, saya
berpendapat, bukan tidak mungkin akan lebih banyak jumlah koperasi di Indonesia
yang bisa masuk dalam 300 The Global Cooperatives versi ICA (International
Cooperative Alliance).
Sayangnya,
kendala koperasi di Indonesia bukan hanya dari internal tapi juga dari faktor
eksternalnya.Faktor eksternal itu meliputi, kemampuan koperasi di Indonesia
masih tergolong rendah dalam memanfaatkan peluang. Meski begitu, sudah ada
beberapa koperasi yang memenuhi target untuk menjadi Koperasi Skala Besar (KSB)
baik dari sisi aset, jumlah anggota, maupun volume usaha mereka di antaranya
Kospin Jasa Pekalongan dan KSP Artha Prima di Jawa Tengah
Sebagai contoh Kospin
Jasa, misalnya, sampai saat ini telah memiliki anggota lebih dari 8.000 orang
seluruh Indonesia dengan jumlah aset mencapai Rp12,5 triliun. Toto
berharap ke depan akan ada lebih banyak koperasi serupa berkembang di Indonesia
sehingga peran koperasi sebagai pemberdaya ekonomi masyarakat semakin besar dan
terasa. "Pemerintah siap memberikan akses informasi dan fasilitasi dalam
rangka peningkatan kapasitas," katanya. Ia juga berjanji untuk
meningkatkan pengawasan simpan-pinjam dan siap memberikan jalan keluar
persoalan yang dihadapi koperasi. "Kita upayakan agar koperasi semakin
meningkatkan profesionalisme dimulai dengan pembenahan administrasi bisnis yang
berstandar bisnis," katanya.
Sesungguhnya upaya
pemberdayaan Koperasi dan UMKM hari ini telah menemukan momentum yang tepat,
yakni ditandai dengan tingginya komitmen dan dukungan politik masyarakat,
Pemerintah Daerah dan Lembaga legistatif terhadap pembangunan ekonomi rakyat
sebagai pelaku utama datam perekonomian nasional dan domestik.
Prospek kemajuan juga
terbuka lebar karena krisis ekonomi yang menimpa Indonesia hampir satu
dasawarsa telah sepenuhnya pulih. Kondis ini juga ditopang stabilitas
politik dan keamanan yang relatif aman dan terjaga. Dengan demikian diharapkan
akan makin meningkatkan daya beli dan keanekaragaman pola permintaan
masyarakat, serta jumlah penduduk yang sangat besar, berarti pasar dalam negeri
akan berkembang lebih besar sehingga memberi peluang untuk menumbuhkan usaha
nasional.
Selain itu, Koperasi dan
UMKM dapat didorong menjadi motor penggerak perekonomian nasional, mengingat
kandungan impornya rendah, dan keterkaitan antar sektor relatif tinggi.
Koperasi dan UMKM umumnya bergerak di sektor padat karya yang memerlukan
investasi relatif rendah, ICOR rendah, dan Lag waktu yang singkat, sehingga
upaya mendorong pertumbuhannya relatif lebih mudah dan lebih cepat.
Perkembangan yang cukup
menggembirakan tersebut, menjadi potensi yang terus dapat dikembangkan karena
ditopang dengan tersedianya jumlah penduduk sebagai tenaga kerja yang
potensial. Terlebih dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah telah menetapkan
arah pembangunan dengan penekanan pada pendidikan yang diharapkan semakin Link
and match dengan tantangan persaingan tenaga kerja dan penciptaan wirausaha
baru. Selebihnya pengembangan usaha Koperasi dan UMKM dapat terus dilakukan
karena pada alam Indonesia terkandung kekayaan yang tiada tara dan tersedianya
keragaman bahan baku bagi produk inovatif Koperasi dan UMKM.
Seiring dengan itu, telah
terjadi perubahan struktur pelaku ekonomi dari pertanian ke agrobisnis, yang
diharapkan akan dapat memacu dan meningkatan produktivitas usaha dan investasi
bagi usaha UMKM. Kondisi ini diharapkan akan memacu peluang bagi usaha Koperasi
dan UMKM terutama di bidang agrobisnis, agroindustri, kerajinan industri, dan
industri-industri lainnya sebagai pelaku sub kontraktor yang kuat dan efisien
bagi usaha besar.
Demikian pula dukungan
perubahan orientast kebijakan investasi, perdagangan dan industri ke arah
industri pedesaan dan industri yang berbasis sumber daya alam terutama
pertanian, kehutanan, ketautan, pertambangan dan pariwisata serta kerajinan
rakyat memberikan peluang bagi tumbuh dan berkembangnya Koperasi dan UMKM.
Di bidang permodalan,
pengembangan potensi masih terbuka luas, untuk menjadikan LKM sebagai kekuatan pembiayaan
bagi usaha mikro. Selain telah disalurkannya skema kredit dan Pemerintah, juga
tersedia plafon kredit yang besar di lembaga keuangan bank dan non bank.
Berlakunya globalisasi
ekonomi, serta makin pesatnya kerjasama ekonomi antar negara terutama dalam
konteks ASEAN dan APEC, akan menciptakan peluang baru bagi Koperasi dan UMKM,
sehingga dapat meningkatkan peranannya sebagai penggerak utama pertumbuhan
industri manufaktur dan kerajinan, agroindustri, ekspor non migas, dan
penciptaan lapangan kerja baru.
Sumber :
.www.depkop.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar