Permasalahan Kemacetan Di Jakarta
Jakarta - Berbagai upaya pemerintah untuk mengatasi kemacetan di Jakarta nampaknya belum bisa dikatakan berhasil. Pasalnya, hingga saat ini kemacetan masih menghantui kota Jakarta dimana waktu tempuh pekerja dari rumah menuju kantor lebih dari satu jam. Waktu tempuh tersebut idealnya 45 menit.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimoeso mengatakan, pada 1978 hingga 1980-an masterplan sistem transportasi massal berbasis jalan masih bagus dimana waktu tempuh masih dalam kategori ideal. Dimana masyarakat masih percaya menggunakan transportasi umum untuk beraktivitas sehari-hari.
"Idealnya perjalanan menggunakan kendaraan di ibukota itu 45 menit. Sekarang waktu tempuhnya sampai 60 menit hingga berjam-jam," kata Suroyo dalam acara diskusi 'Permasalahan Pembangunan Sistem Transportasi Massal Cepat' di Jakarta, Rabu (20/2/2013).
Saat ini, lanjut Suroyo, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan setiap tahunnya.
Hal ini membuat daya beli masyarakat terhadap kendaraan pribadi terutama sepeda motor juga meningkat dan lebih memilih kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum.
"Orang itu males naik kendaraan umum, padahal transportasi komplit," ujarnya.
Menurut Suroyo, salah satu penyebab kemacetan di Jakarta yaitu pertumbuhan kendaraan pribadi terus meningkat yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan infrastruktur. Kemudian kurang koordinasinya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam membuat suatu kebijakan untuk mengatasi kemacetan, sehingga kebijakan tersebut kurang optimal dilaksanakan.
Usaha pemerintah untuk mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan umum sudah dilakukan dengan menerapkan sistem angkutan massal seperti Busway, namun hal tersebut dinilai kurang berhasil karena waktu tempuh perjalanan busway masih lambat.
komentar : Indonesia perlu berkaca dan mengambil hal-hal yang baik dari
negara berkembang lainnya semisal Singapura dan Malaysia yang sudah memiliki
sistem lalu lintas yang lebih baik. Perlu adanya analisis tentang bagaimana
pemecahan masalah kemacetan kota di negara lain. Indonesia jangan mengambil
mentah-mantah tetapi perlu dimodifikasi menjadikannya lebih baik untuk
diterapkan sebagai problem solver. Tidak ada salahnya dan akan lebih
cepat untuk diaplikasikan jika menjadikan negara berkembang lainnya sebagai
pembangkit dan alat pembangun untuk instropeksi dalam mengentaskan masalah
kemacetan lalu lintas kota di Indonesia. Alasan mengapa berkaca pada negara
berkembang lainnya, karena sesama negara berkembang pastilah banyak kesamaan seperti
keadaan ekonomi, sosial, dan budaya, sehingga memungkinkan cara mereka dalam
mengatasi kesemrawutan jalan bisa diterapkan juga di Indonesia.
Kemacetan, kesemrawutan, dan berbagai bentuk ketidaknyamanan
transportasi khususnya di kota besar harus segera direduksi, karena dapat
menghambat berjalannya roda pembangunan. Apabila kemacetan di kota besar
terus-menerus terjadi maka akan mengancam masa depan negara Indonesia. Tak
perlu sungkan untuk belajar dari kesuksesan negara tetangga demi kebaikan lalu
lintas kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar